Kacamata Kasih Sayang




kacamata kasih sayang kata-quotes-mutiara.blogspot.com

        Kasih sayang dapat dipandang dari bebagai sudut pandang, yang terbaik adalah dilihat dari kacamata iman.


        Kasih sayang memberikan kenyamanan kepada yang   dikasihsayangi dan sekaligus memberikan kenyamanan kepada yang memberi kasih sayang.   

        Rasa tulus yang bersumber dari lubuk hati terdalam akan menyinari cinta dan kasih sayang.

Kejujuran membimbing pada kebaikan, dan kebaikan menuntun ke surga.

(H.R. Muttafaq ‘Alaih)

 

Sesungguhnya orang yang paling baik untuk dijadikan pekerjamu
adalah orang yang kuat dan jujur.

(Tarikh Nabi Musa as) 

Adagium kejujuran: Jangan katakan ya jika ingin mengatakan tidak, dan jangan katakan tidak jika ingin mengatakan ya.

(Herbert Fensterheim) 

Beri penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri. Hargai sekecil apa pun keberhasilan dan potensi yang dimiliki.

 

Hendaklah kalian saling berlaku jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya.

 

Orang terkenal adalah manusia yang selama hidupnya berusaha sekuat tenaga agar menjadi mashur, tetapi kemudian mengenakan kaca mata hitam untuk menghindari dirinya dikenali.

(Fred Allen)

 

Hati bagaikan kacamata kalau kita menggunakan kacamata bening, apa yang kita lihat akan tampak apa adanya. Namun kalau menggunakan kacamata hitam, apa yang kita lihat tidak akan sesuai dengan aslinya.

 

Persahabatan ibarat kapal yang tidak pernah tenggelam, artinya bahwa persahabatan tidak akan pernah putus.

 

Barang siapa yang menyayangi, dia akan disayangi Allah swt. Sayangilah yang ada di bumi, maka yang ada di langit menyayangimu.

(H.R. Muslim)

 

Kebencian kita bisa berubah menjadi kasih sayang jika kita berbuat baik kepada orang yang bersalah kepada kita. 

Teman sejati bukan badannya yang besar dan kekar, melainkan kasih sayangnya kepada orang lain dan ketabahannya menjalani lika-liku kehidupan.

  

Perselisihan pendapat tidak boleh merusak kasih sayang.

Pendapat akal boleh berselisih, tetapi hati tetap tidak boleh dengki.

 

Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati/jiwa.

(H.R. Abu Ya’la)